Langsung ke konten utama

Regresi Data Panel: Apa yang Harus Dilakukan Ketiga Asumsi Terlanggar (lanjutan)

Dalam tulisan sebelumnnya, saya telah membahas sedikit mengenai apa yang harus dilakukan jika terjadi pelanggaran asumsi saat kita bekerja dengan model regresi. Pada tulisan kali ini, saya akan membahas lebih jauh perihal persoalan tersebut  dalam konteks model regresi dengan menggunakan data panel  atau longitudinal data. 

Sebelum masuk ke pembahasan regresi data panel, ada baiknya jika saya mengulas sedikit lebih jauh mengenai dua langkah yang dapat kita ambil untuk berdamai dengan pelanggaran asumsi sebagaimana telah saya sebutkan sebelumnya, yakni estimasi dengan Generalized Least Squares (GLS) dan penggunaan Robust Standard Error.

Generalized  Least  Squares (GLS)
Varian lain dari metode least squares adalah Generalized  Least  Squares (GLS). Metode ini digunakan ketika asumsi-asumsi  yang disyaratkan oleh metode OLS (homokedastis dan nonautokorelasi) tidak terpenuhi. Sebagaimana telah saya sebutkan sebelumnnya, penggunaan OLS pada kondisi seperti ini akan menghasilkan penduga parameter regresi yang tidak lagi efisien dan dapat memberikan penarikan kesimpulan (inferensi) yang menyesatkan.

Jika semua asumsi yang disyaratkan terkait residual dalam metode OLS terpenuhi, matriks varian-kovarian residual merupakan matriks diagonal dengan element pada diagonal utama konstan (σ2). Dalam notasi matriks dapat dituliskan sebagai berikut:

                                                       Ω = σ2I ................................(1)
Pada kondisi seperti ini, penduga OLS yang bersifat BLUE bagi parameter regresi adalah 

    b = (X’X)-1 X’y..................(2)

Jika terjadi pelanggaran asumsi (terjadi heterokedastisitas dan atau autokorelasi), struktur matriks dari Ω tidak lagi seperti pada persamaan (1), melainkan bervariasi bergantung pada jenis pelanggaran asumsi yang terjadi, yakni apakah terjadi heterokedastisitas tanpa autokorelasi, homoskedastis tetapi terjadi autokorelasi, atau terjadi heterokedastisitas sekaligus autokorelasi. Ketiga kemungkinan ini akan menghasilkan struktur matriks yang berbeda-beda. Dengan lain perkataan, struktur matriks  lebih umum atau general jika dibandingkan dengan kondisi dimana asumsi homokedastis dan nonautokorelasi terpenuhi. Penduga GLS bagi parameter regresi mengakomodasi struktur matriks yang berbeda-beda tersebut ke dalam teknik estimasi. Dan secara matematis, formula untuk menduga parameter regresi dengan metode GLS dapat dituliskan sebagai berikut: 

                 b = (X’ Ω-1 X)-1 X’ Ω-1y.....................(3)

Penduga parameter yang diperoleh dari persamaan (3) juga bersifat BLUE. Bisa Anda lihat, pada persamaan (3) matriks Ω hadir dalam formula yang digunakan, tidak seperti halnya pada persamaan (2). Dan inilah yang saya maksud dengan “mengakomadasi” atau “berdamai” dengan pelanggaran asumsi yang terjadi.

Weighted Least Squares (WLS)
Terkait struktur matriks Ω yang mungkin ketika terjadi pelanggaran asumsi, salah satu kasus khusus dari GLS adalah kondisi dimana terjadi heterokedastisitas dan nonautokorelasi. Pada kondisi ini, element pada diogonal utama matriks Ω  tidak lagi konstan  seperti pada persamaan (1) (σi2).

Disebut weighted least square karena pada metode ini digunakan "weight" atau pembobot yang proporsional terhadap inverse(kebalikan) dari varians variabel respon sehingga diperoleh residual baru yang memiliki sifat seperti pada regresi dengan OLS. Formula yang digunakan untuk mengestimasi parameter regresi dengan metode ini adalah sebagai berikut:

                                                        b = (X’ V-1 X)-1 X’ V-1y..................(4)

dimana matriks V-1 adalah matriks diagonal dengan element pembobot (wi) pada diagonal utama. Karena itu,  matriks ini disebut matriks pembobot.

Dalam paraktek, pembobot adalah nilai-nilai populasi yang tidak diketahui secara langsung sehingga harus diestimasi berdasarkan data sampel. Dan pertanyaan penting terkait hal ini adalah bagaimana cara memperoleh pembobot yang benar-benar memuaskan. Jawaban akan pertanyaan ini telah dibahas dalam berbagai buku teks ekonometrika. Software-software statistik telah memberikan fasilitas kepada kita untuk menentukan pembobot ketika kita bekerja dengan WLS.
Note: Jika terjadi heterokedastisitas, WLS dapat digunakan sebagai solusi.

Feasible Generalized Least Square (FGLS)
Dalam praktek, element-element dari matriks Ω adalah nilai-nilai populasi yang tidak dapat diketahui  secara langsung sehingga perlu diestimasi. Kondisi ini menyebabkan formula pada persamaan (2) tidak lagi feasible atau tidak dapat digunakan dalam praktek. Karena itu, element-element dari matriks Ω diestimasi berdasarkan residual yang diperoleh dari teknik OLS.Terkadang dilakukan iterasi untuk memperoleh penduga yang benar-benar efisien.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bisakah R2 (baca: R kuadrat) Bernilai Negatif?

Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran kecocokan hasil estimasi sebuah model regresi linier dengan data yang dimodelkan, atau biasa disebut ukuran goodness of fit dari sebuah model regresi linier. Dengan lain perkataan, R2 menunjukkan seberapa dekat garis regresi yang diestimasi dengan data yang sebenarnya atau seberapa besar proporsi variasi variabel respon yang dapat dijelaskan oleh garis regresi. Ukuran ini dapat digunakan jika semua asumsi terkait residual telah terpenuhi. Bisakah R2 Bernilai Negatif? Pada dasarnya, R2 tidak pernah bernilai negatif, kecuali model regresi yang digunakan tanpa intersep. Jika model regresi yang digunakan tanpa intersep, maka R2 tidak bermakna meskipun bernilai positif. Kelemahan mendasar dari  R2 adalah nilainya yang selalu bertambah ketika dilakukan penambahan variabel bebas ke dalam model, meskipun variabel tersebut tidak begitu penting dalam menjelaskan variabel respon (tidak signifikan). Untuk mengatasi hal ini digunakan R

Kesalahan Spesifikasi Model: Penyebab dan Solusi

Dalam ekonometrika, ketika kita bekerja dengan model-model struktural, yakni model dimana hubungan antara variabel dalam model didasarkan pada suatu kerangka teori ekonomi, keselahan spesifikasi model kerap kali terjadi. Hal ini merupakan masalah serius yang sering terjadi pada penelitian yang menggunakan model ekonometrik, khususnya regresi, sebagai  alat analisis. Kesalahan spesifikasi menyebabkan model yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk kepentingan analisis karena dapat menyesatkan ( misleading ). Sedikitnya,  ada dua gejala yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kalau model yang kita gunakan mengalami kesalahan spesifikasi. Dua gejala tersebut adalah sebagai berikut: 1.   Hasil running model menunjukkan tanda koefisien regresi yang merepresentasikan arah hubungan antara variabel  penjelas dan variabel respon berseberangan atau tidak sesuai dengan teori.  Meski tidak selalu merupakan gejala terjadinya kesalahan spesifikasi, kehadiran gejala ini me

Di Balik Penurunan Jumlah Petani Gurem

Hingga kini, kemiskinan di Indonesia masih menjadi fenomena sektor pertanian. Secara faktual, sebagian besar penduduk miskin tinggal di desa dan bekerja sebagai petani dan buruh tani. Ditengarai, salah satu penyebab kemiskinan masih berpusat di sektor pertanian adalah penguasaan lahan pertanian oleh petani yang kian sempit. Skala usaha yang kecil mengakibatkan pendapatan dari kegiatan usaha tani tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup meski kegiatan usaha tani yang dijalankan sebetulnya cukup menguntungkan. Alhasil, kesejahteraan pun begitu sulit direngkuh. Kemarin (2 Desember), Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis jumlah petani gurem hasil Sensus Pertanian tahun 2013 (disingkat ST2013). Menurut BPS, petani gurem didefinisikan sebagai rumah tangga pertanian yang mengusahakan lahan pertanian kurang dari setengah hektar. BPS mencatat, jumlah petani gurem pada Mei 2013 sebanyak 14,25 juta rumah tangga atau sekitar 55,33 persen dari sekitar 26 juta rumah tangga