Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

Kesalahan Spesifikasi Model: Penyebab dan Solusi

Dalam ekonometrika, ketika kita bekerja dengan model-model struktural, yakni model dimana hubungan antara variabel dalam model didasarkan pada suatu kerangka teori ekonomi, keselahan spesifikasi model kerap kali terjadi. Hal ini merupakan masalah serius yang sering terjadi pada penelitian yang menggunakan model ekonometrik, khususnya regresi, sebagai  alat analisis. Kesalahan spesifikasi menyebabkan model yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk kepentingan analisis karena dapat menyesatkan ( misleading ). Sedikitnya,  ada dua gejala yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kalau model yang kita gunakan mengalami kesalahan spesifikasi. Dua gejala tersebut adalah sebagai berikut: 1.   Hasil running model menunjukkan tanda koefisien regresi yang merepresentasikan arah hubungan antara variabel  penjelas dan variabel respon berseberangan atau tidak sesuai dengan teori.  Meski tidak selalu merupakan gejala terjadinya kesalahan spesifikasi, kehadiran gejala ini me

Orang Pintar adalah yang Bisa Membuat Sesuatu yang Sulit Terasa Mudah (Part I)

Dulu, ketika masa-masa gamang memikirkan masa depan selepas SMA, saya membaca sebuah brosur tentang penerimaan mahasiswa baru dari sebuah perguruan tinggi kedinasan di Jakarta, suatu tempat yang sangat jauh dari Muna tempat tinggal saya-masih Indonesia-sebauh pulau kecil di ujung tenggara Sulawesi. Saking jauhnya dari Jakarta yang merupakan episentrum kemajuan pembangunan republik ini, dibutuhkan waktu tidak kurang 4 hari dari Muna menuju Jakarta dengan kapal laut.  Walaupun cukup lama dan membosankan, selalu ada pengalaman menarik dan pelajaran berharga dalam perjalanan Muna-Jakarta. Setidaknya, saya bisa tahu lebih dulu sebelum mengenal indeks Theil atau Williamson bahwa negara yang kita cintai ini begitu timpang secara regional, bahwa variasi sebesar 0,1 pada kedua indeks tersebut secara kasat mata setara dengan jarak antara bumi dan langit (mungkin pusat bumi lebih tepatnya). Membandingkan kampung saya yang terpencil itu  dengan Jakarta -yang karena terlahir dan besar di sana

Kalau Ada Umur yang Panjang Semoga Kita Berjumpa Lagi Kawan

Pagi tadi, di tengah kesibukan bekerja di kantor sebagai Manager The Gunners (teman-teman yang suka main Football Manager tentu paham maksud saya), saya menerima telepon dari seorang kawan yang hari ini akan bertugas ke daerah, pulang kampung tepatnya. Tentu, Anda sudah dapat menebak, kurang lebih apa isi dari percakapan kami berdua. Ya, salam perpisahan dan permohonan maaf jika ada kesalahan selama kurang lebih empat tahun terakhir, tidak lupa pula kami saling mendoakan semoga sukses di tempat kerja masing-masing.  Sejujurnya, moment tersebut begitu membuat saya sedih dan terharu. Ingin rasanya menangis, paling tidak menitikkan air mata. Sesuatu yang sebenarnya tidak lazim dilakukan oleh seorang laki-laki dari Sulawesi yang terlanjur dicitrakan dengan kata "keras" karena pemberitaan di media televisi yang tidak berimbang sehingga menimbulkan kesan umum dan massive, terutama pada diri teman-teman yang berasal dari Jawa, bahwa orang Sulawesi "suka ribut". Mungkin