Tahun ini bukan hanya tahun politik, tapi juga tahun pembuktian terwujudnya sejumlah target politik pemerintahan SBY-Budionoyang sudah di ambang senja. Salah satu target itu adalah surplus beras 10 juta ton. Maklum, hingga kini beras masih memiliki nilai politis sebagai tolak ukur keberhasilan pemerintah di bidang pangan. Di atas kertas, pencapaian target ambisius ini sangat ditentukan olehakurasi data yang digunakan dalam perhitungan surplus. Pendek kata, tercapai atau tidaknya target ini membutuhkan justifikasi data statistik. Data pokok yang digunakan dalam perhitungan surplus beras adalah data produksi padi yang dikonversi ke beras dan data konsumsi beras.Soal akurasi, kedua data ini kerap menuai kritikan dari banyak kalangan. Data produksi padi ditengarai over-estimated atau lebih tinggi dari angka yang sebenarnya. Akibatnya, disasosiasi antara produksi, stok, dan harga beras di pasarkerap terjadi. Pada 2011, misalnya, data menunjukkan produksi beras cukup m
"Menulis adalah bekerja untuk keabadian"