Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Jumlah Si Miskin

Kecuk Suhariyanto  Sejumlah tokoh lintas agama membuat pernyataan terbuka. Mereka menyebut pemerintah telah berbohong. Tidak tanggung-tanggung kebohongan itu. Jumlahnya delapan belas, terdiri dari sembilan kebohongan lama dan sembilan kebohongan baru. Demikian tersua di pelbagai media. Karena pernyataan terbuka ini merupakan seruan moral tokoh lintas agama yang tak punya kepentingan politik praktis, gaungnya ke mana-mana. Pemerintah berusaha membela diri, tetapi membikin situasi justru lebih buruk. Pemerintah dinilai kurang arif dan tak mau menerima masukan konstruktif. Salah satu kebohongan lama yang disebutkan adalah perihal penyampaian angka kemiskinan. Pemerintah dituduh berbohong karena menyatakan jumlah penduduk miskin 2010 adalah 31,02 juta jiwa, padahal data penduduk yang layak menerima beras miskin 70 juta jiwa. Pertanyaannya, mengapa sampai ada dua angka kemiskinan yang jauh berbeda, padahal keduanya sama-sama berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS). Da

Selamat Jalan Sahabat dari Medan, Terima Kasih Atas Gelar Profesornya (Lanjutan)

Bagudung Bagi sebagian orang, sebuah pressure tak ubahnya bagaikan doping yang menggerakkan mereka untuk mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga terkadang bisa melakukan sesuatu melebihi batas kemampuan mereka. Seseorang bisa menjadi pelari hebat dan pemanjat ulung ketika dikejar anjing. Apalagi, jika yang mengejarnya adalah seekor anjing yang tengah mengidap penyakit gila alias anjing gila. Dalam situasi seperti ini, rekor nasional pun sepertinya bakal terpecahkan. Dan rasa takut akan sakitnya gigitan anjing serta ancaman penyakit rabies adalah dopingnya. Pada tahun pertama di STIS, ancaman drop out (DO) karena nilai-nilai yang sama sekali jauh dari membanggakan adalah doping yang membuat kami, para anggota Einstan Community , tiba-tiba mendadak berubah menjadi mahasiswa yang gila belajar─spertinya kepala BPS bakal bangga jika melihat betapa meluap-luapnya semangat belajar kami saat itu. Bayang-bayang bakal DO di tahun pertama telah membangkitkan rasa

Angka Kemiskinan Terbaik Punya Kita (BPS)

Setelah membaca postingan Boss Agus Potter Sinpei perihal garis kemiskinan BPS yang kembali diributkan oleh para wakil rakyat yang tengah kehilangan kepercayaan karena berbagai tingkah mereka yang seringkali melukai hati rakyat itu─ mulai dari kesenangan  berpelancong ke luar negeri dengan dalih studi banding, budaya kleptomania merampok uang negara, hingga yang terbaru kasus mafia anggaran─gairah saya terhadap persoalan kemiskinan kembali menyeruak, setelah sempat padam karena terlalu sibuk dengan ramalan produksi padi dan palawija. Saya akan menanggapi isi tautan tersebut  sebagai seorang statistisi didikan BPS, bukan sebagai politisi yang seringkali subjektif sesuai kepentingan yang diusung. Dalam ranah politik, kebenaran seringkali kabur dan tidak jarang mengalami deviasi. Sesuatu yang sejatinya benar bisa menjadi salah jika sebagian besar dari anggota dewan yang katanya terhormat itu mengatakannya sebagai suatu kesalahan. Mengukur Kemiskinan Tidaklah Semudah Meng