Selama ini kita acapkali disuguhi berbagai macam hasil survei, misalnya, popularitas tokoh atau partai politik tertentu, kepuasan rakyat terhadap suatu lembaga negara dan kinerja pemerintahan saat ini, dan yang terbaru adalah hasil survei mengejutkan dari sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta: sekitar 76 persen warga Muslim Jakarta menginginkan hukum Islam ditegakkan (Republika, 21/02/2012). Pertanyaannya kemudian, apakah berbagai hasil survei yang selama ini disuguhkan kepada kita bisa dipercaya begitu saja sebagai suatu kebenaran, bukan kebetulan? Haruskah kita menelan bulat-bulat semua hasil survei itu, tanpa melakukan cross verification dan menerima begitu saja sebagai gambaran utuh tentang populasi? Mengapa survei dilakukan? Kita selalu memilki keterbatasan dalam memahami segala hal tentang populasi. Dalam konteks ilmu statistik (Statistika), segala hal ini disebut parameter, yakni karakteristik populasi yang─seringkali ─tidak diketahui secara pasti nilainya
"Menulis adalah bekerja untuk keabadian"