Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2012

Jokowi dan Data Kemiskinan BPS

Di tengah panasnya suhu politik dalam memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta, kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, mengeluarkan statemen yang seolah “menyerang” salah satu calon yang sedang naik daun dan digadang-gadang berpeluang besar keluar sebagai pemenang: Joko Widodo alias Jokowi. Sebagaimana diberitakan situs media online Inilah.com, Suryamin membantah dengan tegas pernyataan Jokowi yang menyebutkan bahwa saat ini angka kemiskinan di Jakarta mencapai 20 persen lebih. Secara politis, petahana tentu diuntungkan dan pendukung setia Jokowi bakal tak enak hati terhadap BPS dengan bantahan tersebut. Bahkan, lebih jauh lagi, ada kemungkinan BPS bakal kembali dituduh ”asal bapak senang” atau alat pencitraan pemerintah. Bantahan yang disampaikan Suryamin tentu tidak bersifat politis. Hanya semata-mata didasarkan pada tanggung jawab untuk mencerahkan bangsa ini dengan statistik. Hal ini merupakan salah satu fungsi utama BPS sebagai lembaga statistik resmi sebagaiman

Drama Korea yang Memikat

Saya bukan penggemar berat drama korea. Hanya sesekali menonton kalau sedang tidak ada kerjaan. Saya rekomendasikan situs www.kimchidramas.net untuk Anda yang ingin menonton drama korea keluaran terbaru…hehehe. Beberapa waktu lalu, sebelum mudik ke kampung halaman, saya sempat meng- copy beberapa file drama korea dari seorang kawan (Nur’izzah Inayati). Saya berencana menontonnya di kampung halaman untuk sekedar membunuh waktu luang di tengah payahnya koneksi internet. Salah satu file yang saya copy adalah drama korea terbaru. Judulnya “The King 2 Hearts”. Jujur, drama bergenre komedi, politik, asmara, dan cinta itu betul-betul tontonan yang menarik, mengaduk-aduk emosi, dan menguras air mata… lebay mode on . Saya benar-benar terpikat sejak menonton episode pertama. Saya jadi lupa waktu, untung tak lupa sholat.  Para pemeran utama The King 2 Hearts. Anda yang menggemari drama korea tentu sudah familiar dengan wajah-wajah di atas. Tak terasa, delapan belas episo

Romario "Sang Kapten"

Orang bilang, salah satu cara terbaik melawan lupa adalah dengan menulis. Tulisan ini tentang pengalaman masa kecil yang sedikit samar. Semoga menarik untuk dibaca. Sekitar tahun 1994, saat masih kelas dua sekolah dasar (SD), saya begitu jatuh cinta pada tim nasional sepak bola Brasil. Maklum, kala itu mereka baru saja menjuarai Piala Dunia yang dihelat di Amerika Serikat setelah menumbangkan Italia di babak final melalui drama adu pinalti. Seingat saya, Brasil menjadi kampium untuk yang keempat kalinya setelah sepakan Roberto Bagio gagal menggoyang jala Claudio Taffarel. Sungguh final yang dramatis. Duo maut “Tim Samba” di lini depan, Bebeto dan Romario sontak menjadi idola anak-anak lelaki di kampung saya kala itu. Saya sendiri termasuk yang sangat mengidolakan keduanya. Yang paling berkesan dari Bebeto adalah selebrasinya kala menjebol gawang lawan. Kawan yang melewati masa-masa itu tentu ingat bagaimana Bebeto menggoyang-goyangkan kedua tangannya, mirip gerakan orang ya

Pulang Kampung

Melalui tulisan ini, ingin kubagikan kepada mu, kawan, perjalanan pulang kampung (mudik) yang betul-betul menguras tenaga, emosi, dan dompet. Demi satu tujuan mulia, berlebaran bersama orang tua dan saudara-saudara tercinta. Menguras tenaga karena bukan main lelahnya, dilakukan saat puasa pula. Perjalanan mudik menjadi sangat melelahkan karena kampung halaman saya cukup jauh dari Jakarta, sebuah pulau kecil nun di ujung tenggara kaki Pulau Sulawesi, Pulau Muna namanya (masih Indonesia…hehehe).  Nama yang mungkin terdengar sedikit asing di telingamu kawan. Itulah sebab, pertanyaan yang kerap paling malas saya jawab kala dilayangkan kepada saya adalah perihal lahir di mana atau kampungnya di mana. Terkait hal ini, saya jadi teringat pengalaman saat mengurus kartu keterangan kehilangan di Polsek Sawah Besar, Jakarta Pusat, tempo hari. Kala itu, pak polisi yang ramah bertanya, “Lahir di mana, Pak?” Saya jawab, “Di Muna, Pak?” Tahukah dikau kawan, bukannya dia mengetikkan