Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Selamat Jalan Sahabat dari Medan, Terima Kasih Atas Gelar Profesornya

Ketika membaca sebuah tulisan di sebuah brosur fotokopian yang sedikit lusuh sekitar empat tahun yang lalu, kalau tidak salah tulisan itu berbunyi “Sekolah Tinggi Ilmu Statistik kembali memanggil putra dan putri Indonesia yang memiliki motivasi tinggi untuk didik menjadi ahli statistik....”(sejujurnya, saya masih ragu dengan bagian terakhir dari kalimat ini kawan, “menjadi ahli statistik”?) , saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bakal menjadi bagian dari sebuah kampus yang luar biasa, beradu pintar dengan teman-teman yang pandai nan cerdas dari seluruh Nusantara. Takdir Tuhan atas diri kita terkadang memang misterius dan unpredictable seperti halnya residual dalam pelajaran regresi. Kalau bukan karena STIS, sulit dibayangkan, seorang anak kampung dari sebuah pulau kecil nun juah di ujung tenggara Sulawesi seperti saya bisa berjumpa dan bersahabat karib dengan seorang Iskandar dari Medan. Teman-teman yang pernah belajar Geografi tentu tahu, kalau jarak antara Sultra dan Sumut

Regresi Data Panel: Apa yang Harus Dilakukan Ketiga Asumsi Terlanggar (lanjutan)

Dalam tulisan sebelumnnya, saya telah membahas sedikit mengenai apa yang harus dilakukan jika terjadi pelanggaran asumsi saat kita bekerja dengan model regresi. Pada tulisan kali ini, saya akan membahas lebih jauh perihal persoalan tersebut  dalam konteks model regresi dengan menggunakan data panel  atau longitudinal data.  Sebelum masuk ke pembahasan regresi data panel, ada baiknya jika saya mengulas sedikit lebih jauh mengenai dua langkah yang dapat kita ambil untuk berdamai dengan pelanggaran asumsi sebagaimana telah saya sebutkan sebelumnya, yakni estimasi dengan Generalized Least Squares (GLS) dan penggunaan Robust Standard Error . Generalized  Least  Squares (GLS) Varian lain dari metode least squares adalah Generalized  Least  Squares (GLS) . Metode ini digunakan ketika asumsi-asumsi  yang disyaratkan oleh metode OLS (homokedastis dan nonautokorelasi) tidak terpenuhi. Sebagaimana telah saya sebutkan sebelumnnya, penggunaan OLS pada kondisi seperti ini akan menghasi

Tiga Tipe Dosen Pembimbing

Penyusunan skrispsi merupakan tahapan yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa Strata I atau Diploma IV untuk menyandang  gelar sarjana, yang kata orang merupakan salah satu tiket untuk menggapai masa depan cerah nan gemilang.  Bagi sebagian besar mahasiswa, termasuk saya, penyusunan skripsi merupakan proses yang sangat melelahkan di akhir-akhir masa kuliah–jika benar-benar dikerjakan secara mandiri tentunya – karena hampir semua waktu dan tenaga tersedot untuk kerjaan yang satu ini. Berbagai penyakit, mulai dari kurang darah karena kurang tidur sampai dengan kurang uang yang membuat berat badan menurun drastis karena kurang makan, acapkali menghampiri di sela-sela perjuangan menyelesaikan skripsi. Tidak jarang, banyak mahasiswa yang dibuat stress , nyaris gila, bahkan benar-benar jadi gila oleh urusan yang satu ini. Di STIS tempat saya kuliah dulu, hal seperti ini hampir kerap terjadi di setiap angkatan. Sekedar bocoran kawan, dulu, di kampus yang mahasiswanya hebat-hebat

Cinta Sejati?

Beberapa waktu yang lalu, sahabat saya Ibrahim D. Anas (Boss Baim) meng- update sebuah status yang membuat saya sedikit terenyuh lewat account facebooknya. Status yang di share pada Jumat malam tersebut kurang lebih berbunyi seperti ini “ Ketika kita bisa merelakan orang  yang kita cintai pergi dengan orang lain, demi kebahagian dia...itulah cinta sejati,...cinta yang tulus, selembut kapas dan sebening embun pagi...” .Sebuah kalimat cinta yang menurut saya sangat indah karena sepertinya benar-benar mengalir dari hati -mudah-mudahan bukan sebuah kutipan-dan tentu bakal membuat hati siapa saja yang merasakan hal yang sama ikut tersentuh, “ nancap banget” ,  barangkali seperti itu persisnya. Nikmat cinta memang luar biasa, bisa membuat seorang sarjana statistik kependudukan yang hampir dipastikan “buta” tentang sastra dapat menulis sebuah kalimat cinta yang begitu indah layaknya seorang Kahlil Gibran. Ketika membaca status di atas, kesan yang saya tangkap nampaknya kawan y

Regresi Data Panel: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Asumsi Terlanggar?

Dalam tulisan saya sebelumnya,  "Kesalahan Spesifikasi Model: Penyebab dan Solusi",  telah saya sebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya kesalahan spesifikasi model adalah tidak terpenuhinya asumsi teoritis yang mendasari sebuah model regresi. Hal ini merupakan masalah klasik yang seringkali mumusingkan. Pada tulisan kali ini, saya akan membahas sedikit lebih jauh mengenai pelanggaran asumsi ketika bekerja dengan model regresi, khususnya regresi data panel. Apakah memungkin bagi kita untuk berdamai dengan masalah ini? Jika bisa, bagaimanakah caranya? Akan dibahas dalam tulisan ini. Pembahasan akan saya buat lebih sederhana tanpa urain teknis statistik matematik. Asumsi Dalam Model Regresi Linier Klasik Sebuah model statistik haruslah feasible , yakni dalam praktek dapat digunakan untuk menganalisis suatu masalah secara kuantitatif. Singkat kata, parameter di dalam model haruslah dapat diestimasi berdasarkan data empiris yang ada. Ada sejumlah metode yang dapat di